“Mengenang Karawang-Bekasi”


Pembantaian Rawagede 1947 dan Puisi Karawang-Bekasi

Mungkin sekarang ini kita yang hidup zaman sekarang sudah lupa dengan bait-bait sebuah puisi perjuangan yang ditulis oleh maestro penyair modern Indonesia, Chairil Anwar. Yah, puisi itu adalah Karawang-Bekasi, sebuah puisi yang memiliki tempat tersendiri bagi masyarakat sekitar Karawang sampai Bekasi. Puisi yang menggambarkan bagaimana beratnya mempertahankan kemerdekaan yang diproklamirkan oleh kedua Bung besar kita, Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Puisi itu adalah bukti nyata bagaimana pedihnya kesedihan yang dirasakan oleh para anggota keluarga yang ditinggalkan sekaligus juga bukti nyata bagi kesadisan perang yang dilakukan oleh tentara NICA Belanda.

KARAWANG BEKASI

Oleh: Chairil Anwar

Bung Syahrir, Bung Karno & Bung HattaTiga Bapak Karawang-Bekasi – Bung Syahrir, Bung Karno & Bung Hatta

Kami yang kini terbaring antara Karawang – Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda.
Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan

Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat

Berilah kami arti
Berjagalah terus di garsi batas pernyataan dan impian

Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang – Bekasi

(Yang Terempas dan Yang Putus, Pustaka Rakyat, 1949)

Para pejuang kita yang ditawan Penjajah Belanda di Rawa Gede Karawang

Para pejuang kita yang ditawan Penjajah Belanda di Rawa Gede Karawang

Demikianlah sajak yang ditulis oleh Chairil Anwar (26 Juli 1922 – 28 April 1949) pada tahun 1948, untuk mengungkapkan perasaannya terhadap situasi perang melawan tentara Belanda waktu itu. Sajak ini dapat diresapi dan dimengerti maknanya, apabila kita berdiri di hadapan makam dari ratusan korban pembantaian tentara Belanda di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, dekat Karawang, dan mendengarkan berbagai kisah pilu dari para korban, janda korban dan anak-cucu korban pembantaian.

Pada 9 Desember 1947, dalam agresi militer Belanda I yang dilancarkan mulai tanggal 21 Juli 1947, tentara Belanda membantai 431 penduduk desa Rawagede, yang terletak di antara Karawang dan Bekasi, Jawa Barat. Selain itu, ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat mengungsi ke arah Karawang, dan antara Karawang dan Bekasi timbul pertempuran, yang juga mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa di kalangan rakyat. Pada 4 Oktober 1948, tentara Belanda melancarkan “sweeping” lagi di Rawagede, dan kali ini 35 orang penduduk dibunuh.

monumen_rawagede KarawangMonumen_rawagede Karawang-Bekasi Tempat para pejuang kita melakukan perlawanan sengit melawan penjajah belanda.

Tugu kebulatan tekad

Tugu kebulatan tekad Karawang-Bekasi

Ontelis Indonesia yang akan mengulang & mengenang sejarah Karawang-Bekasi, Nantikan acaranya pada tanggal 20 Februari 2010 di Agenda " Napak Tilas Pangkal Perdjoangan Karawang-Bekasi"Generasi penerus seperti kita-2 ini yang akan mengenang & membuktikan kepada para pejuang kita untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, Nantikan Acaranya di ” Napak Tilas Pangkal Perdjoengan Karawang-Bekasi” pada tanggal 20 Februari 2010 nanti.

Panitia "Napak Tilas Pangkal Perjoangan Karawang-Bekasi"Sebagian panitia ” Joko Contry, H Fajar POC, Taufik Contry, H Muyitno, Heri Poci”

Dengan memohon Ridho Allah SWT kami bermaksud mengenang

Karawang-Bekasi, dengan membuat acara :

” Napak Tilas Pangkal Perjoeangan Karawang-Bekasi”

Yang Insya Allah akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tgl 20 Februari 2010 di Lapangan Karang Pawitan – Karawang.

Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila para ontelis berkenan memberikan do’a restu kepada kami, agar acara ini berjalan dengan lancar & sukses,  Amin

13 Balasan ke “Mengenang Karawang-Bekasi”

  1. andri berkata:

    Wah… terimakasih nih informasinya sangat membantu saya… & mudah-2an ada acara napak tilasnya nih, ditunggu Tks.

  2. Anggoro Wijatmiko berkata:

    Tertarik banget mau ikutan, sayang sepeda nganggur dirumah…tapi belom ikutan jadi anggota klub….boleh nggak yah..

  3. contry berkata:

    Ass Wr Wb,

    Tuk,
    @Andri …. Sama-2 mas insya Allah bulan februari acara napak tilas Kwa-Bks dapat terlaksana, tunggu saja ya! .. salam hangat.

    @Anggoro… Silahkan mas, dengan tangan terbuka kami tunggu kehadirannya, nanti bisa bergabung & bersilaturahmi dengan ontelis nasional. Sampai ketemu ya! salam.

    Wass Wr Wb.

  4. aguz berkata:

    Pak, daftarnya dimana nih? saya tinggal di Bekasi.
    Rutenya dari Karang pawitan terus kemana? sampai ke Monumen Rawagede nggak?
    Mohon info? Terima kasih.

  5. contry berkata:

    Terimakasih pak Agus,
    Untuk pendaftaran silahkan langsung saja kelokasi, pada tgl 20 Feb 2010 jam 09.00 wib.

    Untuk Rute ada di Sepeda.wordpress.com.

    Demikian diinformasikan. Tks
    salam.

  6. TATA berkata:

    Salam Onthelis…….

    Mudah-mudahan tidak ada halangan Kami atas nama FIET DJERNIT BUAHDUA SUMEDANG akan mengikuti acara ‘KARAWANG-BEKASI” Sekedar masukan… apakah panitia menyediakan draf UNDANGAN???. Karena Kami membutuhan UNDANGAN tersebut …

    Terima kasih

  7. contry berkata:

    Undangan sudah kami kirim, mohon ma’af kalau belum sampai.

  8. uwar berkata:

    salut buat perjuangan contry, sy tunngu kedatangannya di Hari Ultahnya KOSTUM Makassar yang ke 5

    salam

    uwar Kostum

  9. contry berkata:

    @Uwar
    Terimakasih mas support-nya & sudah mampir diblog contry, Insya Allah kami hadir dibase camp-nya KOSTUM. Salam !

  10. akar berkata:

    izin ngetag ya kang..

  11. Indra Ganie berkata:

    Saya kehilangan seorang anggota keluarga (paman) bernama R Supardan. Beliau gugur di Front Karawang-Bekasi pada 08 April 1946. Kini makam beliau ada di TMP Kabupaten Karawang. Saya ingin tahu pada tanggal tersebut ada peristiwa/pertempuran apa? Di mana persisnya? Berapa jumlah korban pada kedua belah fihak (Sekutu dan Republik)? Mungkin ada yang tahu? Terima kasih untuk perhatiannya

  12. Indra Ganie berkata:

    Saya kehilangan seorang anggota keluarga (paman) bernama R Supardan. Beliau gugur di Front Karawang-Bekasi pada 08 April 1946. Kini makam beliau ada di TMP Kabupaten Karawang. Saya beberapa kali berkunjung ke makam tersebut. Kesan saya, makam tersebut kurang terurus : sepi, administrasi tidak terkomputerisasi, sejumlah nama pada nisan ada yang hilang. Saya harap fihak yang berwenang segera peduli akan hal ini. Terima kasih.

  13. contry berkata:

    Terimakasih sdh hadir diblog ini mas, Semoga Pemda bekasi lebih memperhatikan gedung-2 bersejerah tsb dan mengelolannya sebagai museum.

Tinggalkan komentar