History Gedung Juang 45


Melestarikan Gedung Juang 45 Tamboen
Kami Ontelis CONTRY (Comunitas Ontel Tridaya), Siap melestarikan dan mensosialisasikan Gedung Sejarah diBekasi.

Prajurit Contry siap memberikan yang terbaik.

Prajurit Contry siap memberikan yang terbaik.

Gelorakan Semangat Persatuan Kesatuan Bangsa di Gedung Djuang

Gelorakan Semangat Persatuan Kesatuan Bangsa di Gedung Djuang

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Bekasi yang letaknya berdampingan dengan Jakarta memiliki sejarah perjuangan melawan penjajah yang tak kalah heroik. Perjuangan rakyat Bekasi sempat diabadikan dalam puisi terkenal karya Chairil Anwar, Karawang-Bekasi.

Yang menarik, Bekasi masih memiliki gedung bersejarah peninggalan pra masa kemerdekaan yang dikenal sebagai Gedung Tinggi yang terletak di jalan Sultan Hasanudin, dekat Pasar Tambun dan Stasiun kereta api Tambun. Gedung Tinggi ini sekarang dikenal sebagai gedung juang 45. Bangunan berarsitektur neoklasik ini dibangun oleh tuan tanah Kow Tjing Kie pada tahun 1910. Gedung tinggi ini merupakan salah satu gedung bersejarah yang turut menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bekasi saat revolusi fisik. Ketika itu daerah Tambun dan Cibarusah menjadi pusat kekuatan pasukan republik Indonesia (RI). Perlu diketahui bahwa pada saat revolusi kemerdekaan, garis demarkasi yang memisahkan daerah Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan Belanda terletak didaerah Sasak Jarang, sekarang menjadi perbatasan antara kecamatan Bekasi Timur dengan Kecamatan Tambun dan merupakan perbatasan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi.

Akibat serangan bertubi-tubi, pertahanan pasukan Belanda di Bekasi sering ditinggalkan. Mereka kemudian memusatkan diri ke daerah Klender Jakarta Timur. Sebaliknya, para pejuang Indonesia menjadikan gedung tinggi ini sempat dijadikan sebagai pertahanan di front pertahanan Bekasi- Jakarta.

Lestarikanlah Gedung sejarah di Republik ini.

Lestarikanlah Gedung sejarah di Republik ini.

(SUPA'AT) Sang Mekanik Sepeda Tua Contry (duduk paling depan)

(SUPA'AT) Sang Mekanik Sepeda Tua Contry (duduk paling depan)

Dikuasai Tuan Tanah

Setelah pasukan Belanda meninggalkan Bekasi. Gedung Juang yang terdiri dari dua lantai ini, dimiliki dan dikuasai seorang tuan tanah keturunan Cina bernama Kouw Oen Huy. Tuan tanah yang berhasil menguasai ratusan hektare tanah di Kecamatan Tambun, bahkan memiliki perkebunan karet. Ia digelari ‘Kapitaen’.

Ia tidak hanya menguasai tanah di Tambun tapi juga daerah Tekuk Pucung yang jaraknya puluhan kilometer dari Tambun, termasuk di daerah Cakung, juga menjadi milik tuan tanah ini.

Gedung Juang yang kini menjadi perkatoran milik Pemerintah Kabupaten Bekasi, dibangun dua tahap, tahun 1906 dan tahun 1925. Pada awalnya, di bagian halaman muka Gedung Juang ini, dijadikan taman buah yang diantaranya banyak ditanami pohon mangga yang pada saat itu belum pernah dikenal masyarakat Tambun dan Bekasi.

Tuan tanah Kouw Oen Huy, menguasai bangunan tua ini hingga 1942. Selanjutnya, tahun 1943, bangunan bersejarah tersebut berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang hingga tahun 1945. Tentara Jepang, juga menggunakan bangunan tua ini sebagai pusat kekuatannya dalam menjajah Indonesia.

Ontelis Contry di Gedung Juang Tambun-Bekasi

Ontelis Contry di Gedung Juang Tambun-Bekasi

Pada masa perjuangan kemerdekaan 1945, bangunan yang berlokasi di atas tanah sekitar 1000 meter ini, diambil alih oleh Komite Nasional Indonesia (KNI) untuk dijadikan sebagai Kantor Kabupaten Jatinegara. Pada masa itu, Bekasi dijadikan sebagai daerah front pertahanan, maka gedung tersebut berfungsi juga sebagai Pusat Komando Perjuangan RI dalam menghadapai Tentara Sekutu yang baru selesai perang dunia kedua.

Di gedung yang mempunyai makna monumental ini, perudingan dan pertukaran tawanan perang terjadi. Lokasi pelaksanaan pertukaran tawanan sendiri dilakukan di dekat Kali Bekasi yang kini tidak jauh dari rumah pegadaian Bekasi. Banyak tentara Jepang meninggal dibantai dan dibuang di Kali Bekasi, membuat setiap tahun tentara Jepang selalu melakukan tabur bunga di kali yang membentang kota Bekasi ini.

Dalam pertukaran tawanan, pejuang-pejuang RI oleh Belanda dipulangkan ke Bekasi, dan tawanan Belanda oleh pejuang RI dipulangkan ke Jakarta lewat kereta api yang lintasannya persis berada di belakang Gedung Juang. Gedung yang tidak jauh dari Pasar Tambun Bekasi ini, juga pernah dijadikan sebagai Pusat Komando Perjuangan RI pada masa perjuangan fisik. Gedung ini selalu menjadi sasaran tembak pesawat udara dan meriam Belanda. Banyak keanehan pada gedung ini. Ketika meriam Belanda dijatuhkan di atas bangunan tersebut, ternyata meriam itu tidak meledak dan hanya merusak sebagian kecil bangunan.

Akhir 1947, ketika Belanda menghianati perundingan Linggarjati tanggal 21 Juli, Belanda mengadakan aksi pertama (dikenal sebagai Agresi Militer Belanda Pertama). Mengingat gedung ini merupakan markas basis pertahanan, maka tidak mengherankan bila di sekitar gedung ini sering terjadi pertempuran dan pembantaian yang bertubi-tubi. Bahkan gedung ini pernah di duduki Belanda/NICA hingga tahun 1949. Namun, gedung yang sangat mempunyai nilai sejarah dan merupakan kebanggaan mayarakat Bekasi ini, kembali berhasil direbut oleh pejuang Bekasi pada awal 1950.

Gedung Juang 45 Tamboen Bekasi

Gedung Juang 45 Tamboen Bekasi

Museum Perjuangan Bekasi Kini….

Setelah masa perjuangan merebut kemerdekaan, gedung ini mengalami berbagai perkembangan dan perubahan fungsi. Selain bangunan bersejarah, bangunan tersebut sering digunakan sebagai pusat aktivitas.

Di antaranya, tahun 1950 setelah Tambun dikuasai lagi oleh Republik Indonesia, gedung ini diisi dan ditempati pertama sekali oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi.

Juga pernah digunakan sebagai kantor Jawatan Pertanian dan jawatan-jawatan lainnya sampai akhir 1982. Bangunan yang berada di bagian timur Bekasi ini, juga sempat dijadikan sebagai tempat persidangan-persidangan DPRDS, DPRD-P, DPRD TK II Bekasi dan DPRD-GR hingga tahun 1960.

Tahun 1951, di gedung ini sempat diisi oleh pasukan TNI Angkatan Darat Batalyon “Kian Santang”. Batalyon Kian Santang ini sekarang menjadi bagian dari Kodam III Siliwangi. Tahun 1962, kemudian gedung ini dibeli Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Ketika peristiwa Gerakan G 30S/PKI pecah, gedung ini juga sempat dijadikan sebagai penampungan Tahanan Politik (Tapol) PKI.

Mengingat letaknya yang strategis, oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi saat Bupati Bekasi dijabat Abdul Fatah, bangunan ini sempat dijadikan sebagai tempat perkuliahan bagi mahasiswa Akademi Pembangunan Desa (APD) yang merupakan cikal bakal pembangunan perguruan tinggi di Bekasi, dan kini dikenal dengan Universitas Islam 45 (Unisma).

Manfaat lain gedung ini, juga sempat digunakan sebagai Kantor BP-7 dan Kantor Legiun Veteran. Tahun 1999, di gedung menjadi sekretraist Pemilu. Lalu menjadi kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Sekretarit Kantor Pepabri dan Wredatama. Kini gedung yang menghadap timur ini, menjadi kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kantor Tenaga Kerja Pemertintah Kabupaten Bekasi.

Dan digedung inilah Saat ini Contry diberikan satu ruang tua guna melestarikan sejarah Gedung Juang 45 Tamboen Bekasi.

Suasana gedung kuno terasa melingkupi seluruh gedung, apalagi gedung ini cukup luas dan terasa senyap jika tidak ada kegiatan yang melibatkan orang ramai. Yang ramai justru suara burung Walet dan kelelawar…

Gedung ini sempat diabadikan dalam film “Lebak Membara”, dimana HIM Damsyik sebagai pejuang tewas setelah jimat kebal pelurunya tersangkut dipagar saat hendak menurunkan bendera musuh dihalaman gedung Tinggi :-).

Diakhir tahun 90-an, Gedung Tinggi ini rimbun oleh pohon angsana yang tinggi dan besar. Sayangnya, kerimbunan pohon yang membawa kesejukan ini akhirnya terkalahkan setelah Pemerintah Bekasi memutuskan membangun kantor Dinas Pasar yang menempati sudut halaman Gedung Tinggi dan menumbangkan pohon angsana yang sudah lama menaungi keteduhan halaman Gedung Tinggi.

Jika kapan-kapan main ke Bekasi, sempatkan datang ke Gedung Tinggi. Jika menjadi warga Bekasi, sayang sekali jika tidak tahu sejarah perjuangan Rakyat Bekasi yang salah satu monumen dan saksi bisunya adalah Gedung kuno yang bernama Gedung Tinggi Tambun.

Kami Ontelis Contry, Siap melestaikan Sejarah Gedung Juang 45 Tamboen - Bekasi

Kami Ontelis Contry, Siap melestaikan Sejarah Gedung Juang 45 Tamboen - Bekasi

Inilah Gedung juang 45 Sekarang.

Inilah Gedung juang 45 Sekarang.

Mari Selamatkan Gedung Bersejarah di Bumi Bekasi dengan melestarikan peninggalan Para Pejuang Kita, Amin

Tentang contry

Penggemar sepeda tua, udara yang bersih dan sehat akan memberikan kita hidup lebih bermakna.
Pos ini dipublikasikan di Forum Ilmu. Tandai permalink.

29 Balasan ke History Gedung Juang 45

  1. JANA berkata:

    bangunan yang penuh historikal….., sebelum ada TOL cikampek kalo mau arah ke perwakarta pasti lewatin gedung ini, jadi saya inget banget gedung ini, semoga pemkot bekasi melindungin dan melelestarikan gedung2 tua dan bersejarah…salam sukes untuk contry

  2. Den DhanDu berkata:

    Akhirnya, ada juga sejarahnya Gedung Tinggi Tambun.
    Selamat buat Contry yang bertekad melestarikan peninggalan sejarah kota Bekasi. Kami juga siap mendukung upaya pelestarian sejarah lainnya.

  3. Ki Dem@ng berkata:

    Uhuyyy ………Hebring pisan euyy!!!

    Setelah baca sejarah Gedung Juang 45 di Bekasi sampai-sampai semua bulu yg ada ditubuh ini pada berdiri kecuali rambut dikepalaku …he…he…

    Apalagi klo melihat photo paling atas dapat dipastikan para Panglimanya, dan ini benar2 cocok untuk dijuluki “THE BIG TEN CONTRY”, penampilannya itu lho, garagah-garagah pisan uey !! dan dari ke sepuluh Panglima tsb. ada gak yg bisa dijadikan mantu ??? ….huaha….ha….ha…..

    Salam.-

  4. Contry berkata:

    Tuk Den ….
    Tengkyu Den Dhandu siapa lagi kalau bukan kita-2 sebagai generasi penerus dan sebagai warga Tamboen yang melestarikan gedung-2 peninggalan penahulu kita,

    and kalau dulu pernah tinggal di Tamboen besok malam minggu ikut ngeriung yu.. di Saungnya Contry…… yach ngobrol sambil ngirup wedang jahe….

    Tuk Ki Dem@ng:
    he…8x tengkyu Ki… memangnya masih ada rambut dikepala Ki ? (sorry becanda).

    Wah julukannya terlalu tinggi Ki… nanti jatuhnya sakit , tapi Tengkyu ya.

    He..he..he… Ki Dem@ng tinggal pilih aja Nomer 1 sampai 10 nanti kalau jodoh biar diarak sama Ontelis se-Jagad ….. kring..kring..kring ……Asyiknya.

    Salam kangen.

  5. Den DhanDu berkata:

    @ Contry
    Terima kasih banget undangannya, tapi maaf malem minggu besok udah ada acara kumpulan onthel juga, buat nyiapin ngonthel ke Cibubur besok paginya.
    Katanya GASELA ulang taon di sana. Dapet undangan nya , gak? (Saya juga diundang via SMS).
    Tapi lain kali aku sempetin deh mampir , sekaligus nostalgia di Tambun.

    Salam,

  6. Top'ix contry berkata:

    Ok tdk mengapa mungkin lain waktu bisa hadir lain waktu di acara Contry Tamboen, tks Den Dhandhu

  7. uncle syam contry berkata:

    ruarrrr biacaa ok tuh tampilan nye eheh jgn lupa kondangan pke jadul

  8. Roy berkata:

    Weleh ..8x mantab men… teruskan perjuangan anda melestarikan budaya dengan sepeda tua-mu…. Salut.

    salam

  9. sahidnugroho berkata:

    Salam, salut dan support dari Jogja. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. Nuwun.

  10. onthelclassic berkata:

    Keren, jadi pingin main kesana

  11. Contry berkata:

    @ JANA
    kalau sering lewat tamboen mampir atuh disaung Contry…. nanti dijemput.

    @ Uncle syam, oke kita datang dengan full personil, berangkat ngontel dari puri, jangan lupa….dodolnye.

    @ Roy
    Tengkyu….yah bang Roy, mana katanya mau ketamboen!

    @ sahidnugroho
    Terimakasih supportnya & !00% Ok

    @ onthelclassic
    Kapan mo ketamboen…ditunggu nanti disiapin wedang jahe.

  12. Wong ndeso berkata:

    Wuih…..mantap kang, siapa yang buat nih blog..keren cing.

    sampai-2 Syech Puji ikut-tan ngontel ( no 2 dari kanan).. he.he.he… Selamat kang.

    Salam kenal.

  13. sektor2kemayoran berkata:

    oh saya baru tahu ada gdng tua yg bersejarah, maaf saya belum pernah berkunjung kesana.

  14. contry berkata:

    Kalau ada waktu silahkan mampir Mas… nanti disuguhi wedang jahe anget…..
    Salam…Hangat.

  15. Rachman Contry berkata:

    Terima kasih atas semua responsenya semoga diberikan kesuksesan amin

    kalau lewat tambun mampirlah ke Contry

    sekarang onthel di tambun tidak menyentuh tanah soalnya jalanannya sedang di Cor…… he he he

  16. tania berkata:

    Saya boleh ikut ngak ? ada cewenya ngak diContry? salam kenal.

  17. septa&aria&bayu berkata:

    saya meraSa saNgat kagUm terhadap para ontelist country yang sampai saat ini masih mempertahankan dan melestarikan gedung yang menjadi ikon kota gue hahahahahahaha……l;….
    saya harap saya bisa bergabung menjadi anggota ontelist country,tapi saya tida punya sepeda onteil,kirA2 BLINYA DIMANA YA?

  18. contry berkata:

    Tuk Septa :
    Terimakasih kang sanjngannya, kita sebagai generasi penerus harus dapat melestarikan sejarah dibekasi ini.

    kalau mau sepeda datang aja ke Perum Puri Cendana tiap jam 7 pagi , kita-2 Ontelis Contry biasanya ngumpul dipintu gerbang.
    Salam

  19. Contry berkata:

    Untuk saudaraku tania , Septa, Aria dan Bayu

    Dengan sangat senang hati kami akan siap membantu, anda

    seputar konsultasi sepeda antik dan kegiatannya kalau ada waktu ditunggu kehadirannya atau janjian silahkan hubungi kami di 02170612008

  20. Ping balik: MUSDA JABODETABEKWANG « WIRA-WIRI NAEK SEPEDA

  21. ahmad berkata:

    Pemda Kabupaten Bekasi cuek banget ama gedung ini. Saya sebagai guru merasa iba

  22. Contry berkata:

    @Ahmad
    Terimakasih supportnya pak Ahmad, biasanya memang harus ada yang peduli dengan lingkungan sekitar kita, apalagi dengan sejarah yang ada dimana kita tinggal.
    Kapan nih pak Ahmad bisa gabung sama Contry.
    Salam.

  23. aweng_ajah berkata:

    setelah membaca histori dari gedung juang ini saya merasa bangga sekali menjadi orang bekasi…maju terus kota BEKASI maju terus CONTRY…

  24. Alwi Alatas berkata:

    Thanks Pa atas infonya……

  25. Ping balik: Jelajah Bekasi - Bernostalgia Dengan Sepeda Tua

  26. asprinda O.w berkata:

    tapi kini gedung juang sudah tidak terawat.
    saya tinggal d prumahan d belakang gedung juang.
    gedung ini sudah tak pernah di rawat lagi.
    jjur saja mski saya orang asli tambun,tapi saya tak pernah masuk ke gedung juang tersebut.
    andai saja gedung iotu terawat,pasti akan menambahkan anggaran pemkot bekasi.
    🙂

  27. Risman berkata:

    klo..bisa gedung juang 45 di jadika museum nasional yg di kelolah pemda bekasi../ krja sama dng pihak swasta.dng managament yg profesional di lengkapi dng prasaran bermain sambil blajar..sehinnga bs terkenal di seluruh indonesia, ini mrupak salah satu omset yg sangt mahal harganya dr pada utk perkantoran pemda/sejenisnya..sehingga nama tambun menjadi salah satu monument yg sangt terkenal akan sejarah pergerakan pejuang nasionalnya, trimksh

    wassalam,

    Risman
    Wrga Perum.Taman Puri Cendana

  28. Anwar berkata:

    😉 nice share Juragan, izin copaz ye…

  29. Kami juga perduli, sebagai sebuah ikatan profesional yang menghargai warisan bangunan konservasi, sudah selayaknya pemkot bekasi memberikan sebuah penekanan artistik dilingkungan sekitarnya sehingga menjadi landmark, dan mendukung sebutan kota patriot.
    Salam kami dari Ikatan Arsitek Indonesia cabang Bekasi

Tinggalkan komentar